Minggu, 30 November 2008

Genggam

Pekatnya bahagia
Terkadang bisa menyesakkan
Meski rasa ini takkan abadi
Ingin digenggamnya selama mungkin, selagi bisa.

- Cicak

Sabtu, 29 November 2008

Hilang

Cahaya itu menghilang
Hatinya mulai gelisah
Ia lupa caranya terbang
Semuanya tak lagi terasa

~Punggung

Senin, 24 November 2008

Syukur

Melekat pada dinding yang dingin,
Perlahan senyumnya rekah
Menyadari bahwa akhirnya
Bahagia memang jatahnya
Meski hidup ini serba tak tetap.

Dan untuk itu, jiwanya berterima kasih.
- Cicak

Sabtu, 22 November 2008

Hai

Punggung merasa lelah
Raganya kalah oleh samsara
Namun batinnya tetap merindu
Rindu akan pertemuan itu
Walaupun berlangsung singkat
Kehangatan itu akan selalu diingat

Senyum itu
Sapaan itu
Hai, kamu disana
Sedang apakah dirimu
Merajut cinta untuk dunia
Ataukah memori yang ingin diresapi
~Punggung

Senin, 17 November 2008

Doa dan Asa

Punggung menyeruak keluar dari semua memorinya
Ia ingin bernafas tanpa rasa sakit
Namun, ia mendengar sebuah lantunan asa
Asa berselimutkan doa
Ia terdiam
~Punggung


Beristirahatlah, pinta sang Cicak
Biarkan malam menghapus sakitmu
Dan doa yang terkirim,
penggalan asa yang terbawa angin,
akan menemani tidurmu yang senyap dan panjang
~Cicak

Sejenak, punggung merasa lega
Cicak mengingatkan dia akan lantunan kesejatian
Sesuatu yang bahkan dicintai oleh waktu
Ia menitipkan mimpi indah untuk Cicak
~Punggung


Selamat tidur
Jangan terjaga sampai besok pagi
Karena hanya saat lelap kita bisa bermimpi
~Cicak

Bukankah semesta punya humor tersendiri?
Mungkin, dalam mimpi,
kita akan berparade bersama dalam untaian hidup kupu-kupu putih
Doaku untukmu
~Punggung


Mungkin, hanya dengan begitu,
jarak tak lagi punya arti.
Mungkin, dengan begitu,
kita bisa bangun dari ilusi panjang ini.
Dengan mimpi bersama kupu-kupu
~Cicak

Tidurlah dalam senyum
Punggung masih ingin menghaturkan puisi akan janji untuk sebuah ketidakpastian
Vitalitas dari abu dan sayap
~Punggung

Sabtu, 15 November 2008

Jarak

Jarak yang terentang,
entah kenapa membuatnya merasa sepi.
Rasa yang seharusnya tak perlu ada.

Malam ini,
dilantunkannya asa.
Semoga semua akan selalu baik-baik saja.

- Cicak

Jumat, 14 November 2008

Bisu

Menunggui malam yang semakin menua
Senyumnya merekah tanpa kata.

Meski dirinya tak dapat bersuara
Ia cukup bahagia
Menjadi yang mencinta.

- Cicak

Perjalanan (part 1)

Punggung itu melihat rumput tetangga yang hijau
Meski tak seindah rumput di rumahnya sendiri
Ia ingin mencoba, menjadi kacang yang lupa kulitnya
Toh, semua itu hanya ilusi

Tapi, dia tak pernah hilang dari pikirannya
Dia
Dan hanya dia

Punggung mengucap satu kalimat...
"Tuhan.......... aku rindu dia..."

Itu bukanlah ilusi...

~Punggung

Selasa, 11 November 2008

Waktu

Punggung melihat begitu banyak warna
Punggung melihat begitu banyak cerita
Tetapi itu bukanlah warna dan cerita si dia
Waktu nyaris mengobati semuanya

~Punggung

Dingin

Cicak itu terpaku, lama.
Dunia yang didiaminya ternyata amat dingin.
Lebih baik ia tetap menempel pada dinding.
- Cicak

Senin, 10 November 2008

Senyum

Punggung melihat senyum itu
Senyum itu
Namun, itu bukanlah dia
Tetapi, itu saja sudah cukup membuat punggung tersenyum

~Punggung

Minggu, 09 November 2008

Iris

Tigaratusenampuluhlima.
Kalikan tujuh.

Jumlah yang terlalu banyak untuk meluruhkan kristal di hati.
Betapa kenangan itu masih ada
Dan ia masih teriris.

- Cicak

Kosong

"Aku masih mau hidup
Namun juga tak menolak untuk mati."


- Cicak

Hancur

Ia termangu.
Tak tahu harus meratap, jadi gila, atau mampus sekalian*.
Mimpi itu, yang susahpayah digali dari timbunan pasir
Bertahuntahun
Dan dipupuk sabar dengan sejuta asa

: k r e k

Hancur sudah.
Dan kali ini ia sadar
Apa yang dibilang orang
Berdiri di lubang tai
Mungkin memang sungguhan bisa terjadi.

a n j i n g.

Sekali lagi:
a n j i n g.


*mana yang lebih baik?
- Cicak

Sabtu, 08 November 2008

Api

Kemarin, punggung melihat api itu memakan cinta mereka berdua.
Hari ini, punggung melihat api itu padam oleh cinta mereka berdua.
Punggung merasa bingung. Haruskah ia senang ataukah sedih?
Ia tidak tahu...

~Punggung

Rabu, 05 November 2008

Beku

Cicak itu terpaku.
Ingin dirambatinya dinding-dinding hati itu,
dikecupinya dengan segenap cinta.
Namun asa sudah lama pergi.
Yang tertinggal kini hanya sunyi

- Cicak

Bodoh

Saat ini, si punggung sedang merasa begitu bodoh.
Ia berharap akan sebuah eksistensi yang diakui.
Tapi, pada akhirnya ia menyadari.
Kalau itu semua, hanyalah ilusi.

~Punggung