Senin, 17 November 2008

Doa dan Asa

Punggung menyeruak keluar dari semua memorinya
Ia ingin bernafas tanpa rasa sakit
Namun, ia mendengar sebuah lantunan asa
Asa berselimutkan doa
Ia terdiam
~Punggung


Beristirahatlah, pinta sang Cicak
Biarkan malam menghapus sakitmu
Dan doa yang terkirim,
penggalan asa yang terbawa angin,
akan menemani tidurmu yang senyap dan panjang
~Cicak

Sejenak, punggung merasa lega
Cicak mengingatkan dia akan lantunan kesejatian
Sesuatu yang bahkan dicintai oleh waktu
Ia menitipkan mimpi indah untuk Cicak
~Punggung


Selamat tidur
Jangan terjaga sampai besok pagi
Karena hanya saat lelap kita bisa bermimpi
~Cicak

Bukankah semesta punya humor tersendiri?
Mungkin, dalam mimpi,
kita akan berparade bersama dalam untaian hidup kupu-kupu putih
Doaku untukmu
~Punggung


Mungkin, hanya dengan begitu,
jarak tak lagi punya arti.
Mungkin, dengan begitu,
kita bisa bangun dari ilusi panjang ini.
Dengan mimpi bersama kupu-kupu
~Cicak

Tidurlah dalam senyum
Punggung masih ingin menghaturkan puisi akan janji untuk sebuah ketidakpastian
Vitalitas dari abu dan sayap
~Punggung

Tidak ada komentar: